Home

Sabtu, 06 November 2010

Comeback Boy Band & Girl Band Korea

HEBOH demam Korea alias Korean Wave makin kencang berembus di Tanah Air. Jika tahun lalu demamnya dipicu kehadiran serial Boys Before Flowers (BBF) yang fenomenal, tahun ini kami merasakan pergeseran tren. Tren idola bergeser ke wilayah musisi. Jika dulu penikmatnya di Tanah Air terbatas pada komunitas pecinta Korea, kini meluas.
Buktinya? Musik K-Pop makin sering bergema sebagai latar acara televisi, juga keberadaan fans yang makin eksis. Jumlah boy dan girl band K-Pop makin banyak dan direspons sama baiknya dengan para senior. Tahun ini, kami tak lagi memuat profil singkat 10 bintang Korea yang kami beri label berkilau.
Melihat antusiasme terhadap grup boy dan girl band Korea, kami memuat 10 Grup Paling Berkilau tahun ini. Ah, rasanya sulit menentukan 10 saja yang paling ngetop, karena semua punya basis massa sama kuatnya. Supaya adil, kami memilih 10 grup boy dan girl band Korea yang tahun ini melakukan comeback dan sukses besar, atau istilah K-Pop lovers-nya, daebak!  

Super Junior
Sejak sukses menyebar demam “Sorry Sorry” tahun lalu, popularitas Super Junior alias Suju tak terbantahkan. Selesai konser tur “Super Show 2” April, bulan berikutnya Suju comeback dengan album keempat, Bonamana.
Meski di album ini hanya hadir dengan 10 personel; Lee Teuk, Siwon, Hankyung, Ryeowook, Sungmin, Heechul, Donghae, Yesung, Eunhyuk, dan Shindong, kehebohan Bonamana menggema sejak SM Entertainment (SME) merilis foto dan video teaser singel perdana, “Bonamana”.
Reaksi ELF heboh bukan main. Kata “Bonamana” bahkan sempat menggeser posisi Justin Bieber sebagai trending topic di Twitter beberapa pekan berturut-turut. Bonamana resmi dirilis 13 Mei, sedangkan sepuluh personel Suju tampil perdana membawakan lagu “Bonamana” di Music Bank KBS pada 14 Mei.
Berkat lagu “Bonamana”, Suju memenangkan peringkat pertama Music Bank dan Inkigayo selama 3 minggu berturut-turut. Lagu ini juga sukses di tangga-tangga lagu di Thailand, Taiwan, Filipina, Hong Kong, dan negara Asia lainnya.
Belum surut demam “Bonamana”, 1 Juli Suju kembali lagi ke panggung Music Bank dengan lagu terbaru “No Other”, singel andalan di album repackage Bonamana. Jika “Bonamana” mengusung tema Super Junior Funky, dengan sentuhan musik elektrik, autotune yang kental, dan unik karena ada sedikit sentuhan musik etnik -- mungkin dari Afrika atau India, “No Other” tampil lebih manis dengan nuansa pop-dance.
Lagi-lagi, Suju memenangkan posisi pertama di Music Bank 9 Juli, lalu mendominasi hampir semua chartdaebak! lagu yang ada di Korea. Bisa dipastikan “Bonamana” dan “No Other” benar-benar

SHINee
Comeback SHINee tahun ini tak kalah daebak! Boy band beranggotakan Onew, Jonghyun, Key, Taemin, dan Minho ini dikenal sebagai grup yang sedang tumbuh dewasa bersama para personelnya. Sejak debut mereka di lagu “Replay”, perlahan tapi pasti SHINee melakukan perubahan signifikan dalam musik dan penampilan.
Yang paling ekstrem terasa ketika mereka kembali dengan lagu “Ring Ding Dong” tahun lalu. Tahun ini, lagu “Lucifer” pun penuh kejutan.
Lima personel SHINee makin berani bereksplorasi dengan penampilan, musik, serta tarian. Konon lagu “Lucifer” menjuarai penjualan album fisik dan digital kurang dari satu jam setelah dirilis pada 19 Juni. Selain perubahan drastis penampilan, musik SHINee pun lebih keras lagi. Pemilihan judul “Lucifer” sendiri menyimbolkan “kenakalan” mereka.
Pihak SME menjelaskan, perubahan penampilan personel SHINee berkaitan dengan lagu “Lucifer” yang mengandung makna “setan” dan “malaikat”. Untuk mengimbangi “Lucifer” yang liar, 1 Oktober lalu SHINee melepas singel “Hello”.
Konsep “Hello” yang lebih ringan dan mengembalikan keimutan para personel SHINee juga menjuarai acara Music Bank dan Inkigayo. Dan yang paling menyenangkan, para Shawol di Indonesia juga bisa menikmati penampilan langsung SHINee membawakan lagu “Lucifer” dan “Hello” secara langsung di acara Korea Indonesia Friendship Festival tanggal 12 Oktober lalu. Daebak!

Wonder Girls
Pada 20 Mei lalu, Wonder Girls comeback di acara M! Countdown dengan lagu “2 Different Tears.” Sun Mi yang mengundurkan diri di awal tahun digantikan Hye Lim, yang tampil kali pertama bareng Wonder Girls di konser di China pada 4 Februari lalu.
Beberapa hari semenjak dirilis, “2 Different Tears” langsung mendominasi tangga lagu online seperti Cyworld dan Melon. Demi memuluskan langkah mereka go international, lagu ini dibuat dalam 3 bahasa: Korea, Inggris, Mandarin.
Tak heran, setelah promo di Korea, mereka langsung gelar tur keliling dunia bertajuk “Wonder World Tour 2010”. Selain tampil di beberapa kota di Amerika seperti Washington DC, Atlanta, New York, Chicago, Houston, Dallas, Los Angeles, Anaheim, dan San Francisco, Wonder Girls juga hadir di beberapa negara Asia.
Beruntungnya Indonesia pun termasuk. Pada 20 Juni, lima personel Wonder Girls; Sunye, Yoobin, Sohee, Ye-eun, dan Hye Lim, hadir di Indonesia sebagai Digital Brand Ambassador Sony Ericsson dalam rangkaian kegiatan bertajuk “Spread the Wonder”. Selain aksi sosial ke panti asuhan, mereka juga menggelar show di Balai Kartini. Meski hanya menyanyikan 6 lagu, acara ini dihadiri ribuan Wonderful dari berbagai daerah di Indonesia. Daebak!

2PM
Kembalinya 2PM setelah gonjang-ganjing kepergian sang leader, Jae Bum atau dikenal dengan nama Jay Park cukup dinantikan. Seperti apa 2PM tanpa Jae Bum? Bisa dilihat di penampilan televisi perdana mereka di program musik M! Countdown pada 22 April lalu yang sekaligus meresmikan peluncuran album mini Don’t Stop Can’t Stop. Para personel 2PM; Junsu, Nickhun, Taecyeon, Wooyoung, Junho, Chansung, kelihatan makin matang.
Kesan maskulin mereka masih terasa kuat dengan pemilihan warna dominan hitam dan koreografi seksi-macho yang kental dengan nuansa hip-hop. Lagu “Without U” yang dibuka instrumen piano jadi andalan dan berhasil menjadi daya tarik. “Without U” yang dirilis online 19 April lalu bertengger di posisi pertama enam tangga lagu bergengsi di Korea seperti Melon, Dosirak, MNet, Bugs, Soribada, dan Monkey3.
Kemudian 2PM turut meramaikan Oktober dengan comeback mereka di album Still 2:PM yang mengusung singel “I’ll Be Back” pada 11 Oktober lalu. “I’ll Be Back” berada di peringkat 1 tangga lagu online sehari setelah dirilis. Yang lebih fantastis, teaser album Still 2:PM ditonton lebih dari satu juta orang tak lama setelah diunggah di YouTube. Daebak!

2AM
Setelah 2 tahun sejak debut, grup 2AM merilis album penuh perdana, Saint O’ Clock, yang dirilis 26 Oktober. Grup beranggotakan Jo Kwon, Seulong, Changmin, dan Jinwon ini melakukan promosi gencar tak hanya dengan merilis foto di internet, tapi juga memasang foto berukuran superbesar di stasiun kereta bawah tanah di Seoul.
Selain foto-foto dengan konsep menggunakan unsur air, 5 audio teaser lagu “Nothing Left Now”, “Can’t Tell You I Love You”, “To Love Again”, “It’s Just Me”, dan “Mirage” juga dirilis di internet seminggu sebelum album dilepas ke pasar.
Tanggal 25 Oktober, 2AM merilis dua video klip sekaligus; “Like Crazy’ dan “You Wouldn’t Answer My Calls”. Lebih spektakuler lagi, untuk promosi album barunya, Bintang berkesempatan melakukan wawancara khusus dengan 2AM di Korea tanggal 27 Oktober. Seperti apa hasil wawancaranya? Tunggu saja laporannya. Pastinya super-daebak!

C.N. Blue
C.N. Blue baru memulai debut di Korea awal tahun ini. Pada 14 Januari lalu, album mini pertama di Korea, Blouetory, dirilis. Selain kembali memuat tiga lagu lama dari album Jepang yang dirilis Agustus 2009, ada dua lagu baru, “I’m a Loner” dan  “I Will… Forget You.”
Dalam waktu dua minggu, lagu jagoan, “I am Loner”, mendarat mulus di peringkat puncak berbagai tangga lagu. Sukses di Korea, C.N. Blue kembali ke Jepang untuk merilis album penuh pertama, Thank U, 20 Maret lalu.
Dua bulan berikutnya, mereka comeback di Korea lewat panggung M! Countdown dengan lagu “Love” dan “Sweet Holiday”, dua lagu baru dari album mini kedua, Blue Love. Singel “Love” langsung menduduki posisi pertama di chart laman Monkey3 dan CyWorld.
Popularitas C.N. Blue melesat cepat segera setelah penampilan perdana mereka di Music Bank awal tahun. Sang vokalis, Jung Yong Hwa, makin diburu wanita setelah main di serial You’re Beautiful bareng Jang Geun Seok, Lee Hong Ki, dan Park Shin Hye. Laman resmi C.N. Blue langsung dijejali sekitar lima ribu fans. Dan dengan dua penampilan berikutnya, di Music Core dan Music Inkigayo, jumlah fans resmi C.N. Blue bertambah mencapai 13 ribu orang! C.N. Blue kini boleh pede dengan predikat grup band indie paling daebak!

SNSD
Tahun 2009, grup beranggotakan sembilan wanita cantik; Taeyeon, Jessica, Sunny, Tiffany, Hyoyeon, Yuri, Sooyoung, Yoona, dan Seohyun ini berjaya dengan lagu “Gee” yang disebut sebagai lagu paling populer selain “Sorry Sorry”-nya Super Junior. Januari tahun ini, SNSD merilis album kedua, Oh!, dengan singel berjudul sama. Promosi Oh! didukung album repackage yang berisi satu singel baru, “Run Devil Run”.
Dengan dua lagu ini, SNSD disebut sebagai artis dengan penjualan album tertinggi di pertengahan pertama 2010. Sukses yang sama diraih SNSD di Jepang. Singel “Genie” menduduki peringkat ke-2 di tangga lagu Oricon dan di posisi pertama tangga video musik iTunes Jepang dengan jumlah pre-order sebanyak 80 ribu dan 45 ribu kopi album yang laris di pasaran.
Sedangkan singel “Gee” edisi Jepang berhasil menduduki peringkat pertama Oricon, dan ini rekor pertama untuk girl band Asia! Pada 27 Oktober, SNSD merilis album mini ketiga di Korea, Hoot. Singel “Hoot” sendiri dirilis sejak 25 Oktober dan mendominasi 7 tangga lagu: Monkey3, Dosirak, Melon, Soridaba, Cyworld, Bugs, dan Daum. Daebak!

2NE1
Sejak debut bareng Big Bang di lagu “Lollipop” menuai sukses besar, 2NE1 makin berjaya. Tahun ini mereka merilis album pertama, To Anyone, pada 9 September 2010. Comeback grup beranggotakan Bom, CL, Dara, dan Minzy ini sudah diantisipasi fans.
Sehari sebelum dirilis, jumlah penjualan pre-order To Anyone mencapai 120 ribu kopi! Tak usah menunggu lama, 2NE1 melepas tiga singel dan video klip lagu “Can’t Nobody”, “Go Away”, dan “Clap Your Hand” tiga hari berturut-turut. Tiga lagu ini dengan mudah menjawarai tangga-tangga lagu online dan televisi selama berminggu-minggu.
Empat kali menang di Mnet M! Countdown, empat kali menang di SBS Inkigayo, tiga kali menjuarai Music Bank KBS, dan 7 minggu berturut-turut menjadi nomor 1 di tangga lagu laman musik Melon. Daebak!

B2ST
Setelah menunda jadwal comeback yang seharusnya Agustus, B2ST bersaing dengan SHINee, 2PM, dan girl band baru Miss A, yang sama-sama comeback Oktober. Enam personel B2ST; AJ, Doo Joon, Poppin’ Dragon, SO-1, Yo Seob, dan Son Dong Woon, menampilkan singel terbaru “Soom (Breath)” di acara Music Bank berbarengan dengan comeback “Hello”-nya SHINee.
B2ST dengan lagu “Soom (Breath)” yang bernuansa pop-dance memenangkan persaingan ketat di Music Bank, termasuk mengalahkan 2NE1 sebagai pemegang gelar “triple crown” karena memenangkan chart tiga minggu berturut-turut.
Album Mastermind yang menjadi album mini ketiga B2ST sendiri terjual 10 ribu kopi dalam dua hari setelah dirilis. Selain promo di televisi, B2ST terus menggelar jumpa fans di berbagai daerah sambil menyiapkan konser Desember nanti. Pastinya akan daebak!

4Minute

Meski terhitung pendatang baru, girl band beranggotakan Ji Hyun, Ga Yoon, Ji Yoon, Hyun Ah, dan So Hyun ini sukses melempar album mini For Muzik tahun lalu. Tahun ini, tur Asia 4Minute di Taiwan, Filipina, Thailand, Hong Kong, dan Jepang menarik atensi. Empat ribu tiket konser perdana mereka di Jepang ludes. Selesai promosi For Muzik 19 Mei lalu, 4Minute comeback dengan album mini kedua, HuH (Hit Your Heart) dengan singel “HuH” dan “Invitation”.
Dua lagu ini dinilai kurang menggigit di Korea. Lagu “HuH” mentok di peringkat ketiga tangga lagu Gaon. Untuk kembali mengangkat album ini, dikeluarkan singel “I My Me Mine” yang juga ditetapkan sebagai singel terbaru 4Minute di Jepang. Hasilnya daebak! Minggu pertama setelah rilis, “I My Me Mine” terjual sebanyak 4.742 kopi dan berada di peringkat ke-26 tangga lagu Oricon. Angka ini unggul 500 kopi dari album For Muzik tahun lalu.

Rabu, 03 November 2010

Makalah Peran Kepribadian dan Implikasi


IMPLIKASI UNTUK KOMUNIKASI

Melakukan komunikasi secara efektif dengan pasien membutuhkan tingkat empati tertentu dan kemampuan untuk melihat masalah dai pandangan pasien. Jika tenaga kesehatan mempunyai pandangan impersonal yang sinis dan dingin maka akan sulit bagi mereka untuk bersikap empati pada pasien. Karena itu individu yang mendapat nilai tinggi dari skala mungkin sebaliknya melihat gaya komunikasi mereka apakah mereka dapat membuat sedikit “hangat”. Orang yang mendapat nilai rendah mempunyai sedikit kesulitan untuk tampak simpatik terhadap pasien tetapi mereka kurang tegas dalam melakukan wawancara mereka lebih terbuka pada manipulasi dari pasien yang memiliki nilai Mich Tinggi.



MEMBUKA DIRI
Dalam bentuknya yang paling sederhana, membuka diri berarti cara di mana orang membiarkan detil-detil dari dirinya sendiri diketahui oleh orang lain. Meskipun demikian, penting untuk mempertimbangkan hal membuka diri dari tenaga kesehatan di satu pihak dan membuka diri dari pasien pihak lain. Membicarakan aspek-aspek dari diri sendiri atau pengalamannya sendiri dapat menimbulkan suatu perasaan empati antar individu. Jourard (1971) mengatakan bahwa membuka diri adalah suatu keterampilan social yang penting. Ia mengatakan bahwa jika seseorang mulai membuka diri maka hal ini akan menyebabkan orang lain ikut membuka diri. Karena itu satu cara untuk mendukung orang lain untuk membicarakan tentang dirinya sendiri adalah dengan memulainya dengan suatu “pernyataan tentang diri sendiri” yang singkat. Misalnya, seorang dokter dapat mengatakan pada seorang wanita yang baru saja mengalami keguguran: “saya juga mengalami keguguran ketika saya pertama kali hamil, tetapi sekarang saya punya tiga anak.” Pernyataan tentang diri sendiri ini dapat menyebabkan terjadinya diskusi tentang masalah yang sedang dialami oleh wanita itu. Meskipun membuka diri yang singkat dan berhubungan memang berguna dalam beberapa konteks yang berbeda, perhatian harus dilakukan agar cara ini tidak terlalu sering digunakan. Pasien tidak mau mendengarkan pidato yang bertele-tele tentang masalah dan kegagalan yang dialami oleh tenaga kesehatan.


JOHARI WINDOWS

Johari Windows kata yang diambil dari kata Window yang artinya jendela, dan Johari dari singkatan nama tokoh: Joseph Luft dan Harmington Ingha’m. Menurut kedua tokoh ini setiap individu tidak tahu benar dan menyeluruh tentang dirinya sendiri. Sehingga mereka mengabunggkan gagasan tentang komunikasi terbuka dan tertutup.
Di dalam tiap  diri individu dapat di umpamakan seperti jendela yang terbagi dalam empat bagian (kwadram):
1.    Pribadi terbuka
Yaitu segala aspek dalam diri seperti tingkah laku, perasaan dan pikiran yang diketahui diri sendiri maupun orang lain disekitarnya.
2.    Pribadi buta
Yaitu segala aspek tingkah laku, perasaan dan pikiran yang diketahui orang lain tapi tidak diketahui/disadari oleh diri sendiri.
3.    Pribadi tersembunyi atau rahasia
Yaitu segala sesuatu yang hanya diketahui diri individu sendiri dan tidak diketahui oleh orang lain.
4.    Pribadi gelap atau pribadi yang tidak dikenal
Yaitu aspek-aspek dalam diri yang tidak diketahui diri sendiri maupun orang lain.



CIRI-CIRI MEMBUKA DIRI

Ivey dan Authier (1978) membuat daftar empat cirri-ciri utama dari membuka diri:
1.    Penggunaan kata saya. Penggunaan kata ganti saya atau aku tanpa digunakan lagi, mengindentifikasi pernyataan yang berfungsi untuk membuka diri. Untuk mengatakan “Melahirkan bayi menimbulkan stress” tidak sama dengan mengatakan “Saya tahu bahwa melahirkan bayi memang menimbulkan stress.”
2.    Kenyataan atau perasaan. Biasanya jika dua orang bertemu untuk pertama kali mereka saling bertukar informasi atau kenyataan tentang dirinya sendiri, nama mereka, apa yang mereka kerjakan untuk hidup, dan lain-lain. Mereka sangat jarang mengungkapkan rincian dari perasaan mereka yang paling dalam, kerena memang pernyataan tentang perasaan biasanya dipertahankan pada tingkat yang paling superficial. Karena itu meminta orang sejak awal percakapan untuk mengungkapkan “perasaan hati” mereka atau bahkan untuk mrngungkapka “perasaan hati”-nya sendiri dapat meningkatkan munculnya rasa malu.
3.    Memberi reaksi pada orang lain. Jika seseorang mengatakan “Saya benar-benar tidak dapat mengatsi rasa nyeri ini dan tampaknya tidak ada seorang pun yang peduli, mereka merasa bahwa saya sedang berpura-pura seperti itu seorang aktor,” ada dua jenis respons membuka diri yang diberikan. Seseorang dapat beraksi pada perasaan orang tersebut dengan mengatakan “Saya dapat mengerti bahwa dianggap sebagai seorang aktor pasti membuat rasa nyeri itu sangat sulit untuk diatasi”; atau “Hal yang sama juga terjadi pada saya dan memang rasanya sangat mengerikan.” Respons yang pertama menyampaikan perhatian dan mengalihkan perhatian pada individu  agar ia mau lebih mengungkapkan perasaannya. Respons yang kedua menggambarkan bahwa individu itu tidak sendirian dan mengalihkan pusat perhatian dari dirinya pada tenaga kesehatan. Kedua respons itu sesuai dalam konteks yang berbeda.
4.    Masa lalu, sekarang, dan akan datang. Membuka diri dapat dilatih: pada masa lalu-“Saya merasa hancur saat saya kehilangan pekerjaan saya”; pada masa sekarang-“Saya pikir saya akan merasa benci jika saya dirawat di rumah sakit.” Meskipun demikian, Galvin dan Ivey (1986) menekankan bahwa membuka diri “saat inidan sekarang juag” tetap merupakan pokok permasalahannya yang sifatnya controversial.

Membuka diri mengenai pengalaman tenaga kesehatan pada pasien harus dilakukan dengan hati-hati. Nelson-Jones (1983) menyebutkan enam cirri-ciri positif dari membuka diri pada pasien:
1.    Modeling. Beberapa pasien akan mendapatkan sedikit kesempatan untuk melatih membuka  dirinya sendiri. Mereka mungkin tidak pernah mempelajari bagaimana cara melakukannya. Membuka diri yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dapat menandakan pasien baik mengenai kesempatan untuk melakukan perilaku membuka diri bias “diungkapkan.”
2.    Ketulusan. Sementara tenaga kesehatan harus menunjukkan tingkat keahlian yang dapat menimbulkan kepercayaan pasien, kadang-kadang ada manfaatnya untuk tampil sebagai “orang awam” dan tidak bersembunyi di balik sikap yang jauh dan kaku.
3.    Berbagi pengalaman. Satu keuntungan dari berbagi pengalaman dengan pasien adalah memberikan mereka oandangan baru tentang situasi yang sedang mereka alami, yang mungkin menyebabkan terjadinya cara yang berbeda untuk mengatasi situasi tersebut. Penting untuk diingat bahwa pasien mempunyai kesempatan untuk menerima atau menolak relevansi dari membuka diri yang dilakukan.
4.    Berbagi perasaan. Kadang-kadang memang tepat untuk berbagi perasaan dengan pasien. Wright (1986) mengatakan bahwa banyak perawat yang merasa cemas dengan kenyataan bahwa mereka mungkin menangis jika mereka memberi kabar bahwa seseorang sudah meninggal. “Banyak perawat akan menanyakan ‘Tetapi bagaimana jika saya menangis?’ dan percaya bahwa menangis menunjukkan kelemahan atau kurangnya profesionalisme. Pada kesempatan di mana saya melihat perawat yang ikut menangis, hal itu menyebabkan terjadinya peningkatan perasaan dihargai dan dimengerti.”
5.    Berbagi pendapat. Berbagi pendapat kurang terbuka jika dibandingkan dengan berbagi pengalaman atau perasaan. Juga berbagi pendapat tetap mempertahankan focus pada pasien. Perbedaan antara berbagi pendapat dengan berbagi pengalaman sama dengan perbedaan yang dibuat oleh Ivey dan Authier (1978) antara dua cara mereka “member reaksi pada orang lain.
6.    Bersikap asertif. Membuka diri dapat dipergunakan untuk “menahan” pasien yang agresif. Bersikap tegas dan memberikan batasan dapat mempunyai konstribusi untuk suatu hubungan.

MEMBUKA DIRI YANG TIDAK TEPAT
Membuka diri yang tidak tepat dapat berakibat sebagai berikut:
·      Membebani pasien. Pasien mempunyai masalahnya sendiri tanpa dibebani oleh orang lain. Lebih lanjut, sementara pasien menghargai keterampilan tenaga kesehatan, mungkin saja mereka tidak terkesan pada tenaga kesehatan sebagai pribadi.
·      Menampakkan sikap yang lemah dan tidak stabil. Sering ada kebutuhan dari pasien untuk mempersepsikan pemberi perawatan mereka sebagai seseorang yang kuat dan kompeten. Terlalu banyak membuka diri dapat membuat tenaga kesehatan kelihatan kikuk dan lemah. Seharusnya ada pertimbangan dari konteks ini; kadang-kadang berbagi pengalaman tepat, kadang-kadang tidak. Biasanya sangat jelas kapan harus membuka diri dengan cara ini dan kapan jangan melakukannya. Jika memang ada keraguan, maka cara yang paling baik adalah untuk menerapkan pendekatan “berfokus pada pasien” dan menggunakan membuka diri “berbagi pendapat” lebih baik daripada dibandingkan dengan membuka diri menggunakan “berbagi perasaan.” Jika komunikasi berlangsung dengan efektif, maka pasien akan merasakan perhatian dan empati dari perilaku nonverbal.
·      Mendominasi. Terlalu banyak membuka diri dapat membuat pasien merasa didominasi. Nelson-Jones (1983) mengutip Loughary dan Ripley (1979) yang menyebutkan empati tipe dominasi: tipe : “Anda pikir Anda mempunyai masalah! Biarkan saya member tahukan tentang masalah saya”; tipe “Saya mengerti karena saya pernah punya masalah yang sama”; dan tipe “Saya yang akan mengatu dan menanganinya.
·      Melakukannya untuk kepentingan diri sendiri. Hal ini disebut sebagai pemindahan balik (counter transference) dalam psikoanalisa, tetapi hanya merujuk pada situasi di mana tenaga kesehatan membuka diri untuk tujuannya sendiri. Dengan kata lain tenaga kesehatan menggunakan perilaku membuka diri sebagai cara untuk memenuhi harapannya dalam mendapatkan persetujuan dan perhatian dengan mengorbankan pasien. Tanda peringatan termasuk “lebih baik tidak nampak” untuk pasien tertentu dan mengorganisasi kembali waktu seseorang yang sebenarnya tidak diperlukan dan menjadi terlibat secara emosional dan bukan menaruh perhatian secara professional.

HAMBATAN DALAM MEMBUKA DIRI
Ada beberapa hambatan dalam membuka diri yang memang normal jika diberikan suatu situasi di mana orang dapat menemukan dirinya sendiri. Hambatan yang pertama adalah ketakutan untuk menjadi terlalu berlebihan. Membuka diri, menurut sifat dasarnya, menyebabkan komunikasi interpersonal menjadi sangat personal. Orang memang tidak selalu mengharapkan untuk mencapai tingkat interkasi ini dalam waktu yang singkat dengan orang asing. Hambatan kedua adalah masalah kerahasiaan. Beberapa pasien merasa sangat sulit untuk mempercayai orang lain. Hambatan yang ketiga merujuk pada ketakutan dalam menghadapi rincian dari dirinya sendiri yang memang diharapkan tetap tersembunyi. Mempertahakan basa-basi merupakan suatu cara pilihan untuk menghadapi atau menggali pribadi yang kemungkinan tidak dikenal yang sebenarnya tidak menyenagkan. Hambatan keempat, beberapa individu merasa malu untuk membicarakan topik-topik tertentu, terutama jika topic ini ditujukan langsung untuk diri mereka sendiri. Hambatan yang terakhir terhadap membuka diri dapat terjadi karena orang-orang menyadari bahwa mereka mungkin harus berubah sebagai akibat dari hal-hal yang harus mereka hadapi tentang diri mereka sendiri.


PANDUAN UNTUK MEMBUKA DIRI YANG TEPAT
Ada beberapa panduan umum untuk membuka diri yang tepat.
·      Bersikap tegas. Jika anda memutuskan untuk membicarakan tentang diri sendiri jangan ‘bertele-tele’, bicaralah dengan jelas dan jujur.
·      Bersikap sensitif. Cobalah untuk menyadari jika membuka diri merupakan hal yang membantu dan bukan beban. Membicarakan perasaan yang intim mungkin tidak sama sesuainya seperti membicarakan pendapat, terutama di awal suatu hubungan.
·      Bersikap relevan. Jangan menyimpang dari tujuan utama wawancara. Tetaplah memusatkan pada masalah pasien.
·      Bersikap tidak memiliki. Jangan menekan pasien untuk member respons sesuai dengan kebutuhan Anda dan bukan kebutuhan mereka.
·      Melakukannya dengan singkat. Tidak semua pasien mempunyai stamina atau keinginan untuk terlibat dalam penilaian diri sendiri yang panjang dan mendalam.
·      Jangan terlalu sering melakukannya. Membicarakan diri Anda sendiri terlalu sering tidak hanya membuat Anda sebagai pusat perhatian tetapi juga menimbulkan keraguan-keraguan tentang kestabilan dari kemampuan professional Anda.
KESIMPULAN

Pentingnya membuka diri dalah karena bidan bekerja berhadapan dengan berbagai pengalaman dan kondisi biologis, psikologis dan sosiologis dari kliennya. Seorang bidan perlu memahami bagaimana mengahadapi kecemasan, kemarahan, kesedihan dan kegembiraan klien.
Bidan harus tau bagaimana dirinya sendiri bersikap apakah mudah cemas atau mudah tersinggung. Sehingga ia tau keterbatasan diri sewaktu melayani klien. Bidan yang tidak memahami dirinya sendiri kemungkinan akan sulit memahami apa yang dialami klien.


DAFTAR PUSTAKA


Dr. Tjahjono, H.N. 2002. Komunikasi Efektif Ibu Selamat, Bayi Sehat, Keluarga Bahagia. Bandung : Pagangan Fasiliator.

Niven, Neil. 2002. Psikologis Kesehatan. Jakarta : EGC.